Selasa, 24 Desember 2013

MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL

Termaktub dalam Al-Qur’an:

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا 

“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali."

Berdasarkan ayat ini, kaum liberal menyatakan bahwa mengucapkan Selamat Natal pada hari yang diyakini sebagai hari lahir Nabi Isa as kepada pemeluk Nasrani boleh-boleh saja. 
Menurut mereka, itu adalah bentuk rasa senang kita atas lahirnya Nabi Isa as.

Kami menjawab:

Setiap muslim meyakini bahwa Nabi Isa as adalah hamba Allah SWT. Sesuai dengan pengakuan Nabi Isa as dalam Al-Quran :

قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللهِ آَتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا 

Artinya :

Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.”

Seorang muslim pasti merasa senang atas kelahiran Nabi Isa as, karena dengan lahirnya beliau maka semakin bertambah jumlah para penebar misi tauhid di muka bumi. 

Akan tetapi pandangan kaum Nasrani mengenai Nabi Isa as tidak sama dengan pandangan kita. Mereka meyakini bahwa Nabi Isa as (Yesus) adalah anak tuhan. 

Meyakini bahwa tuhan memiliki keturunan merupakan bentuk kekufuran yang nyata dan melenceng jauh dari faham tauhid yang kita yakini.

Ketika kita mengucapkan Selamat Natal pada seorang nasrani, meski pun dengan alasan menyambut kelahiran Nabi Isa as, berarti kita telah melakukan kesalahan dalam mengungkapkan rasa senang kita. 

Dengan ucapan ini, penganut Nasrani akan merasa pandangannya diakui. Berarti secara tidak langsung kita telah mendukung pandangan mereka. Bahkan jika ucapan tersebut secara sadar dibarengi dengan keridhaan pada pandangan mereka, ini bisa menghantarkan pengucapan tadi kepada kekufuran, karena ridha dengan kekufuran adalah kufur.

Selain itu, pernyataan kaum Nasrani bahwa Nabi Isa as lahir di Hari Natal adalah pernyataan yang tidak berdasar, karena bertentangan dengan fakta sejarah. 

Sungguh bukan pada tempatnya jika seorang muslim menyambut hari ini sebagai hari kelahiran Nabi Isa as. Lagi pula ucapan Selamat Natal termasuk bentuk pengungkapan rasa cinta kita pada kaum Nasrani, padahal Al-Quran telah melarang kita untuk mencintai mereka. Allah SWT berfirman :

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللهَ وَرَسُولَهُ

“Tidak kamu temukan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mencintai orang-orang yang menentang Allah dan Rasulnya…” (Al Mujadilah: 22)

Begitu juga telah datang larangan dari Rasul saw untuk ikut mendukung keramaian kaum non- muslim sebagaimana sabda Rasul saw :

مَنْ كَثَّرَ سَوَادَ قَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Setiap orang yang meramaikan suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut.”

Pengucapan natal juga bisa dikategorikan sebagai bentuk meniru-niru kaum Nasrani. Hal ini juga telah dilarang oleh Rasul saw dalam sabdanya:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Setiap orang yang meniru-niru suatu kaum, maka dia termasuk di dalamnya.”

Oleh karena itu, apa pun alasannya, mengucapkan Selamat Natal adalah haram hukumnya bagi seorang muslim.

Referensi

تفسير الجلالين - (1 / 729)
تفسير الرازي - (4 / 168
تفسير البغوي - (ج 8 / ص 62)
الفتاوى الفقهية الكبرى (9 /356-357

Tidak ada komentar:

Posting Komentar