Kamis, 26 Desember 2013

RATIB ALAYDRUS

penceramah habib ali zainal abidin bin abdurahman alaydrus
bertempat di majlis gubah alhaddad situs sejarah magom keramat tanjung priok
sohibul magom habib hasan bin muhammad alhaddad R.A
hari minggu pukul 7 pagi

Selasa, 24 Desember 2013

MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL

Termaktub dalam Al-Qur’an:

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا 

“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali."

Berdasarkan ayat ini, kaum liberal menyatakan bahwa mengucapkan Selamat Natal pada hari yang diyakini sebagai hari lahir Nabi Isa as kepada pemeluk Nasrani boleh-boleh saja. 
Menurut mereka, itu adalah bentuk rasa senang kita atas lahirnya Nabi Isa as.

Kami menjawab:

Setiap muslim meyakini bahwa Nabi Isa as adalah hamba Allah SWT. Sesuai dengan pengakuan Nabi Isa as dalam Al-Quran :

قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللهِ آَتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا 

Artinya :

Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.”

Seorang muslim pasti merasa senang atas kelahiran Nabi Isa as, karena dengan lahirnya beliau maka semakin bertambah jumlah para penebar misi tauhid di muka bumi. 

Akan tetapi pandangan kaum Nasrani mengenai Nabi Isa as tidak sama dengan pandangan kita. Mereka meyakini bahwa Nabi Isa as (Yesus) adalah anak tuhan. 

Meyakini bahwa tuhan memiliki keturunan merupakan bentuk kekufuran yang nyata dan melenceng jauh dari faham tauhid yang kita yakini.

Ketika kita mengucapkan Selamat Natal pada seorang nasrani, meski pun dengan alasan menyambut kelahiran Nabi Isa as, berarti kita telah melakukan kesalahan dalam mengungkapkan rasa senang kita. 

Dengan ucapan ini, penganut Nasrani akan merasa pandangannya diakui. Berarti secara tidak langsung kita telah mendukung pandangan mereka. Bahkan jika ucapan tersebut secara sadar dibarengi dengan keridhaan pada pandangan mereka, ini bisa menghantarkan pengucapan tadi kepada kekufuran, karena ridha dengan kekufuran adalah kufur.

Selain itu, pernyataan kaum Nasrani bahwa Nabi Isa as lahir di Hari Natal adalah pernyataan yang tidak berdasar, karena bertentangan dengan fakta sejarah. 

Sungguh bukan pada tempatnya jika seorang muslim menyambut hari ini sebagai hari kelahiran Nabi Isa as. Lagi pula ucapan Selamat Natal termasuk bentuk pengungkapan rasa cinta kita pada kaum Nasrani, padahal Al-Quran telah melarang kita untuk mencintai mereka. Allah SWT berfirman :

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللهَ وَرَسُولَهُ

“Tidak kamu temukan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mencintai orang-orang yang menentang Allah dan Rasulnya…” (Al Mujadilah: 22)

Begitu juga telah datang larangan dari Rasul saw untuk ikut mendukung keramaian kaum non- muslim sebagaimana sabda Rasul saw :

مَنْ كَثَّرَ سَوَادَ قَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Setiap orang yang meramaikan suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut.”

Pengucapan natal juga bisa dikategorikan sebagai bentuk meniru-niru kaum Nasrani. Hal ini juga telah dilarang oleh Rasul saw dalam sabdanya:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Setiap orang yang meniru-niru suatu kaum, maka dia termasuk di dalamnya.”

Oleh karena itu, apa pun alasannya, mengucapkan Selamat Natal adalah haram hukumnya bagi seorang muslim.

Referensi

تفسير الجلالين - (1 / 729)
تفسير الرازي - (4 / 168
تفسير البغوي - (ج 8 / ص 62)
الفتاوى الفقهية الكبرى (9 /356-357

Minggu, 08 Desember 2013

KISAH PEDAGANG KURMA YANG MENYANTUNI ANAK YATIM DIHARI ‘ASYURO


وَحُكِيَ أَنَّهُ كَانَ بِمِصْرَ رَجُلٌ تَاجِرٌ فِي التَّمْرِ يُقَالُ لَهُ عَطِيَّةُ بْنُ خَلْفٍ وَكَانَ مِنْ أَهْلِ الثَّرْوَةِ، ثُمَّ افْتَقَرَ، وَلَمْ يَبْقَ لَهُ سِوَى ثَو...ْبٍ يَسْتُرُ عَوْرَتَهُ،
فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ صَلَّى الصُّبْحَ فِيْ جَامِعِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، وَمِنْ عَادَةِ هَذَا الْجَامِعِ لَا يَدْخُلُهُ النِّسَاءُ إِلَّا فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ لِأَجْلِ الدُّعَاءِ
فَوَقَفَ يَدْعُوْ مَعَ جُمْلَةِ النَّاسِ، وَهُوَ بِمَعْزِلٍ عَنِ النِّسَاءِ جَاءَتهُ امْرَأَةٌ وَمَعَهَا أَطْفَالٌ
فَقَالَتْ يَا سَيِّدِيْ: سَأَلْتُكَ بِاللهِ إِلَّا مَا فَرَّجْتَ عَنِّيْ وَآثَرْتَنِيْ بِشَيْءٍ أَسْتَعِيْنُ بِهِ عَلَى قُوْتِ هَذِهِ الْأَطْفَالِ، فَقَدْ مَاتَ أَبُوْهُمْ وَمَا تَرَكَ لَهُمْ شَيْئًا وَأَنَا شَرِيْفَةٌ، وَلَا أَعْرِفُ أَحَدًا أَقْصِدُهُ، وَمَا خَرَجْتُ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ إِلَّا عَنْ ضَرُوْرَةٍ أَحْوَجَتْنِيْ إِلَى بَذْلِ وَجْهِيْ، وَلَيْسَ لِيْ عَادَةً بِذَلِكَ.
فَقَالَ الرَّجُلُ فِيْ نَفْسِهِ: أَنَا مَا أَمْلِكُ شَيْئًا، وَلَيْسَ لِيْ غَيْرُ هَذَا الثَّوْبِ، وَإِنْ خَلَعْتُهُ اِنْكَشَفَتْ عَوْرَتِيْ، وَإِنْ رَدَدْتُهَا فَأَيُّ عُذْرٍ لِيْ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ
فَقَالَ لَهَا: اِذْهَبِيْ مَعِيْ حَتَّى أُعْطِيَكَ شَيْئًا
فَذَهَبَتْ مَعَهُ إِلَى مَنْزِلِهِ، فَأَوْقَفَهَا عَلَى الْبَابِ وَدَخَلَ وَخَلَعَ ثَوْبَهُ، وَاتَّزَرَ بِخَلِقٍ كَانَ عِنْدَهُ، ثُمَّ نَاوَلَهَا الثَّوْبَ مِنْ شِقِّ الْبَابِ.
فَقَالَتْ لَهُ: أَلْبَسَكَ اللهُ مِنْ حُلَلِ الْجَنَّةِ وَلَا أَحْوَجَكَ فِيْ بَاقِيْ عُمْرِكَ إِلَى أَحَدٍ
فَفَرِحَ بِدُعَائِهَا وَأَغْلَقَ الْبَابَ، وَدَخَلَ بَيْتَهُ يَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى إِلَى اللَّيْلِ،
ثُمَّ نَامَ فَرَأَى فِي الْمَنَامِ حَوْرَاءَ لَمْ يَرَ الرَّاؤُوْنَ أَحْسَنَ مِنهَا، وَبِيَدِهَا تُفَّاحَةٌ قَدْ عَطَّرَتْ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، فَنَاوَلَتْهُ التُّفَّاحَةَ فَكَسَرَهَا، فَخَرَجَ مِنْهَا حُلَّةٌ مِنْ حُلَلِ الْجَنَّةِ لَا تُسَاوِيْهَا الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا، فَأَلْبَسَتْهُ الْحُلَّةَ وَجَلَسَتْ فِيْ حِجْرِهِ.
فَقَالَ لَهَا: مَنْ أَنْتِ؟ فَقَالَتْ: أَنَا عَاشُوْرَاءُ زَوْجَتُكَ فِي الْجَنَّةِ. قَالَ: فَبِمَ نِلْتُ ذَلِكَ؟ فَقَالَتْ: بِدَعْوَةِ تِلْكَ الْمِسْكِيْنَةِ الْأَرْمَلَةِ وَالْأَيْتامِ الَّذِيْنَ أَحْسَنْتَ إِلَيْهِمْ بِالْأَمْسِ،
فَانْتَبَهَ وَعِنْدَهُ مِنَ السُّرُوْرِ مَا لَا يَعْلَمُهُ إِلَّا اللهُ تَعَالَى، وَقَدْ عَبِقَ مِنْ طِيْبِهِ الْمَكَانُ،
فَتَوَضَّأَ وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ شُكْرًا للهِ تَعَالَى،
ثُمَّ رَفَعَ طَرْفَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ: إِلَهِيْ إِنْ كَانَ مَنَامِيْ حَقًّا، وَهَذِهِ زَوْجَتِيْ فِي الْجَنَّةِ فَاقْبِضْنِيْ إِلَيْكَ
فَمَا اسْتَتَمَّ الْكَلَامَ حَتَّى عَجَّلَ اللهُ بِرُوْحِهِ إِلَى دَارِ السَّلَامِ.

Diceritakan bahwa di Mesir ada seorang laki-laki pedagang kurma, namanya Athiyah bin Kholaf . Dia termasuk orang yang kaya raya. (Oleh karena suatu hal ) dia menjadi miskin. Dia tidak punya apa-apa kecuali pakaian yang melekat di badan untuk menutupi auratnya

Ketika hari Asyura datang, ia melakukan shalat shubuh di Masjid Amru bin Ash. Kebiasaan yang berlaku di masjid itu pada hari biasa adalah tidak diperkenankannya para wanita masuk masjid tersebut kecuali pada hari Asyura saja, untuk tujuan berdoa.
Di masjid itu, 'Athiyah bin Kholaf berdoa bersama orang banyak.
Dia terpisah dari para wanita, tiba-tiba datang kepadanya seorang wanita bersama anak-anak kecil.

Wanita itu berkata: "Wahai tuan, Aku minta kepada anda,Demi Allah, semoga tuan bisa meringankan kesulitanku dan sudi memberi sesuatu yang aku gunakan untuk bisa memenuhi kebutuhan makan anak-anak ini. Sementara bapak mereka telah wafat. Dia tidak meninggalkan satu apapun untuk mereka.Aku adalah Syarifah. Aku tidak tahu siapa yang aku tuju. Aku tidak keluar kecuali hari ini, itupun dengan darurat yang menjadikan aku hajat untuk mengorbankan diriku. Dan itu bukan merupakan kebiasanku.

'Athiyahpun berkata dalam hatinya:
"Aku tidak mempunyai sesuatu. Tidak ada milikku keculai baju ini. Jika aku lepas akan terbukalah tubuhku. Jika wanita ini aku tolak, alasan apakah yang akan aku kemukakan pada Rasululloh –shollalloohu ‘alaihi wasallam-

Akhirnya 'Athiyah berkata kepada wanita tersebut: "Mari ke rumahku. Aku akan memberimu sesuatu."
Maka wanita itu pun mengikuti 'Athiyah sampai di rumahnya. Lalu 'Athiyah menempatkannya didepan pintu rumahnya. Athiyahpun masuk kerumah dan mencopot bajunya. Dia mengenakan sarung lusuh yang ia punya. Diberikanlah baju yang ia copot tadi kepada wanita dari sisi pintunya.
Lalu ia mendoakan 'Athiyah: "Semoga Allah memberikan pada tuan pakaian-pakaian surga dan tuan tidak akan membutuhkan kepada orang lain selama hidup tuan."

'Athiyah merasa senang dengan do'a wanita tersebut. Iapun menutup pintunya, masuk kerumahnya. Ia berdzikir hingga larut malam
Kemudian Athiyah tidur. Ketika tidur, ia bermimpi melihat bidadari, belum pernah orang melihat wanita lebih cantik darinya. Di tangan wanita itu ada buah apel yang mengharumkan antara langit dan bumi. Buah apel tersebut dberikannya kepada Athiyah ketika buah apel itu dibelah, dari belahan apel itu keluar pakaian dari pakian surga yang tidak terbanding dengan di dunia sesisinya
Pakaian itu dikenakannya pada 'Athiyah bin Kholaf. Setelah pakaian itu dikenakan, bidadari itu duduk di pangkuannya.
'Athiyah lantas bertanya: "Siapakah kamu ini?"
"Aku adalah 'Asyura, istrimu di surga," jawab bidadari itu.
"Dengan amal apakah aku memperoleh kemuliaan seperti ini?" tanya 'Athiyah.
Lalu bidadari itu menjawab: "Dengan seorang janda miskin, dan anak-anak yatim yang kemarin engkau berbuat baik kepada mereka.”

Maka Athiyah terbangun, dan dia sangat senang yang tidak mengetahuinya kecuali Allah Ta’ala, sementara tempat dimana ia berada semerbak dari bau wanginya
Kemudian ia mengambil air wudhu, dan iapun melaksanakan shalat dua rakaat sebagai tanda rasa syukurnya kepada Allah Ta’ala
Kemudian Athiyah mengangkat pandangannya ke langit seraya berdoa:
“Wahai Tuhanku. Apabila mimpi dalam tidurku itu benar dan bidadari dalam mimpiku itu adalah istriku di surga, maka matikanlah aku saat ini juga untuk bertemu dengan-Mu."
Belum usai doa dipanjatkan, Allah menyegerakan ruh Athiyah ke surga Daarussalaam

[Sumber Kitab: Irsyadul Ibad halaman 150]

Jumat, 15 November 2013

Makam Bur Watu Desa Mutih Kulon



SANJA DESA Mengenal Makam Bur Watu Desa Mutih Kulon

Desa Mutih Kulon adalah salah satu dari 20 desa yang berada di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Letaknya berbatasan dengan wilayah Kabupaten Jepara, tepatnya Desa Karang Pandan, Welahan, Jepara. Perbatasan wilayah ini hanya terpisah dengan sungai Serang.

Nama Mutih Kulon, menurut Legenda berasal dari sebuah kisah yang terjadi pada Syeh Maulana Abdur Rohman yang saat itu dibunuh oleh para prajurit dari Kerajaan di Jepara yang salah “krungon” (Bhs. Jawa) atau salah faham ....

Mestinya, sang raja memerintahkan untuk memberi hadiah kepada orang yang telah menemukan kijang buruannya tetapi salah dengar sehingga malah membunuh. Beliau yang dibunuh oleh prajurit itu adalah yang “Mbaurekso” daerah hutan di Burwatu yang bernama “Syeh Maulana Abdur Rohman” dari Hadromaut. Konon, pada saat beliau dibunuh, darahnya berwarna putih. Maka akhirnya daerah disekitar itu dinamakan Mutih. Oleh karena letaknya disebelah barat, maka dinamakan desa Mutih Kulon.

Untuk memperingati hari wafat beliau, maka setiap tahun selalu diadakan Haul Akbar yang pelaksanaannya pada hari Jum’at Pahing. Kegiatan ini dilaksanakan rutin setiap tahun habis panen kedua. Seluruh warga desa Mutih Kulon akan berbondong-bondong pulang kampung pada saat acara haul tersebut. Bagi warga desa Mutih Kulon makam Watu Bur ini menjadi salah satu icon yang penting . Sehingga dalam acara haul ini selain didatangi oleh warga Mutih Kulon sendiri , juga warga desa Mutih Kulon yang bermukim diluar kota seperti Semarang, Bandung,Jakarta dan lain-lain



Minggu, 27 Oktober 2013

Sejarah Marga Syahab

Yang pertama kali dijuluki (digelari) “Al-Bin Syahab” adalah Waliyyullah Syihabuddin bin Abdurrahman bin Ali bin Abibakar Assakran bin Abdurrahman Asseggaf .
Beliau lebih tersohor dengan gelar “Ahmad Syahabuddin Al- Akbar “.
So’al gelar yang disandangnya belum ada fatwa kepastiannya ; hanya ada dugaan kemungkinan karena hal berikut : Bahwa akhir zaman kerajaan Abbasiyyah dan permulaan zaman kerajaan Utsmaniyyah ; sedang musim-musimnya istilah penambahan didepah nama seseorang dengan sesuatu gelar sebagai cara untuk pemujian (pemujaan) yang sangat berlebih-lebihan, gelar yang dimaksud misalnya seseorang.yarig bernama :

Muhammad - digelari Syamsuddin; Abdullah - digelari Afifuddin;
Ahmad - digelari Syahabuddin; AbdulQadir- digelari Muhyiddin;
Ali - digelari Nuruddin; Abdurrahman - digelari Wajihuddin dan lain sebagainya.
Maka kemungkinan karena Ahmad Al-Akbar bin Abdurrahman bin Ali bin Abibakar Assakran adalah seorang Waliyyullah yang sangat tersohor pada zaman itu maka Beliau digelari “Ahmad Syahabuddin Al-Akbar“. Begitu pula terhadap gelar yang disandang oleh cucu Beliau yang kebetulan pula bernama Waliyyullah Ahmad digelari juga dengan “Ahmad AI-Syahabuddin AI-Ash’ghor”, yang merupakan Leluhur seluruh Al-Bin Syahab terutama yang kebanyakan berada di Indonesia ; kecuali golongan Al-Bin Syahab Al-Hadi , seperti yang akan dijelaskan dibawah ini. Wallahu A’lamu Bissawab..!
Waliyyullah Syahabuddin Al-Akbar dilahirkan di kota Tarim (Hadramaut). Dikaruniai 3 orang anak lelaki yang melanjutkan keturunannya, masing-masing adalah :
  1. Muhammad AI-Hadi , menuniokad kdurmun Al-Bin Syahab Al-Hadi Kedua cucunya ; yang bemama :
    1. Ali bin Idrus bin Muhammad Al-Hadi, keturunannya hanya berada di Palembang, Jakarta dan di Pekalongan.
    2. Syihabuddin bin Idrus bin Muhammad Al-Hadi , keturunannya hanya berada di Malaysia dan di Singapura.
  2. Umar , diantara - keturunannya disebut Al-Syahab AI-Mahjub. (di Indonesia berada di Palembang )
  3. Abdurrahman Al-Qadi bin Syahabuddin AI-Akbar , dikarunia 2 orang anak lelaki,masing-masing bernama :
    1. Muhammad Hadi bin Abdurrahman Al-Qadi, keturunannya disebut “Al-Hadi”.
    2. Syahabuddin bin Abdurrahman Al-Qadi , yang lebih tershohor dengan nama Ahmad Syahabuddin Al-Ash’ghor, anak cucurrya menurunkan keturunan Al-Bin Syahab yang terbanyak sekali di Indonesia ; diantaranya yang disebut dengan Al-Bin Syahab : Al-Bin Husein; Al-Bin Idrus; Al-Bin Zain.
Waliyyullah Ahmad Syahabuddin Al-Ash’ghor (yang pulang ke Rahmatullah di kota Tarim pada tahun 1036) selain anak-cucunya mcnurunkan Leluhur Al-Bin Syahab seperti termaktub diatas, Juga menurunkan keturunan Leluhur “Al-Masyhur ” dan Leluhur ” Al-Zahir “.
Waliyyullah Ahmad Syahabuddin Al-Akbar pulang ke Rahmatullah di kota Tarim pada tahun 946 Hijriyyah.
Semoga Allah SWT memasukkan Beliau Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama para Nabi, para Syuhada, para Auliya dan para Sholihin. Amin !.

LAPORAN PRAKTEK ILMIAH KIMIA PEMISAHAN CAMPURAN AIR DAN PASIR SECARA FILTRASI


YAYASAN GEMA CENDEKIAWAN INDONESIA
SMK MERCUSUAR JAKARTA

LAPORAN PRAKTEK ILMIAH KIMIA
PEMISAHAN CAMPURAN AIR DAN PASIR
SECARA FILTRASI


DISUSUN OLEH :
NAMA SISWA                                  : VIQRI FAHREZA
N I S                                                   : 11746
KELAS                                              : XII
PROGRAM KEAHLIAN                  : TEKNIK AUDIO VIDEO

SMK MERCUSUAR JAKARTA
JL. RAYA BEKASI KM.26 UJUNG MENTENG, CAKUNG, JAKARTA TIMUR
KODE POS : 13960 TELP. (021) 468 20670



LAPORAN KARYA ILMIAH YANG DILAKSANAKAN :
DI SEKOLAH / INSTANSI : SMK MERCUSUAR JAKARTA
WAKTU PELAKSANAAN : ….… s/d …….
TELAH DIPERIKSA DAN DISAHKAN OLEH PIHAK SEKOLAH
PADA TANGGAL                   : ………………..

      WALI KELAS                                                                    GURU BIDANG STUDY KIMIA
           XII - TAV                                                                           SMK MERCUSUAR



(Nanang Suparmono, Dipl)                                                            (Turdiyanto, S.pd)
DISETUJUI :

      KEPALA SEKOLAH                                                                     WAKA. KURIKULUM
       SMK MERCUSUAR


                                   
    (Drs. H. O Fahruroji, MM)                                                                 (Drs. Rustamaji)






i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT  yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dan sebagai hasil dari tugas akhir kimia.

Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS). Saya adalah manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan dan saya menyadari akan kekurangan  saya dalam menyusun laporan ini, maka dari itu saya mengharapkan saran maupun kritik dari semua pihak, agar laporan ini selesai dengan baik dan benar.

Meski dalam penulisan dan penyusunan laporan ini saya banyak kesulitan akan tetapi berkat rahmat Allah SWT dan bantuan dari semua pihak maka tersusunlah laporan ini. Saya mohon maaf apabila ada kata-kata dan penulisan yang tidak berkenan bagi Anda.

Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna bagi Anda semua.


ii


UCAPAN TERIMAKASIH

          Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyeselaikan laporan karya kimia ini sebagai syarat untuk dapat mengikuti UAN / UAS.
                                   
Dalam pelaksanaan kegiatan ini saya banyak memperoleh bantuan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak serta bimbingan dan dukungan dari :

1.    Bpk.Drs,H.O. Fahruroji,MM selaku kepala sekolah.
2.    Bpk.Drs.Rustamaji selaku kurikulum.
3.    Bpk.Drs.Nanang Suparmono,Diplselaku wali kelas.
4.    Bpk.Turdiyanto S.pd selaku guru kimia.

Demikian laporan ini saya buat atas saran dan masukan yang positif saya mengucapkan terima kasih.

Penulis :


                  (  viqri fahreza  )


iii


DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan………………………………………………………….    i
Kata Pengantar………………………………………………………………...    ii
Ucapan Terimakasih………………………………………………………….    iii
Daftar Isi………………………………………………………….……………..    iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang………………………..…………………….....    1
  1.2     Identifikasi Masalah………………..…………………………     1
  1.3     Pembatasan Masalah……………..……………………….....     1
  1.4     Perumusan Masalah……………..…………………………..     2
  1.5     Tujuan Penelitian………………..……………………………     2
  1.6     Manfaat Penelitian……………..……………………………..     2
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA
2.1       Kerangka Teoritik……………………………………………..    3
              2.2     Kerangka Pemikiran………………………………………….     3
              2.3     Hipotesis……………………………….……………………….    3
BAB 3. METODE PENELITIAN
  3.1     Populasi dan Sample………………….……………………..     4
  3.2     Metode Pengumpulan Data…………….…………………..      4
  3.3     Instrumen Peneltian……………………….…………………     4
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1     Hasil Penelitian……………………………………………….      5
  4.2     Hasil Pembahasan…………………………………………...      5
BAB 5. PENUTUP
              5.1     Kesimpulan……………………………………………………     6
              5.2     Saran……………………………………………………………     6
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………………     7


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1         LATAR BELAKANG MASALAH
Materi zat yang ada di alam merupakan umumnya merupakan Campuran.Untuk mendapatkan zat tertentu yang murni dari suatu campuran kita perlu melakukan pemisahan komponen-komponen penyusun campuran dapat dipisahkan secara fisika, karena pembentukan campuran juga secara fisika.Pemisahan zat dari suatu campuran didasarkanpada sifat-sifat zat yang berada dalam campuran itu sendiri. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan dalam pemisahan zat dari suatu campuran salah satunya adalah dengan cara Filtrasi.

1.2         IDENTIFIKASI  MASALAH
Campuran yang sering kita temui banyak macamnya dan terdiri dari berbagai materi zat.Atas dasar itulah dalam melakukan pemisahan zat dari suatu campuran dapat didasarkan pada sifat-sifat zat yang terkait dalam campuran zat tersebut.Begitu pula dengan pemisahan campuran secara Filtrasi, pemisahan campuran ini didasarkan pada perbedaan ukuran partikel komponen.
1.3         PEMBATASAN MASALAH
Filtrasi adalah operasi dimana campuran yang hiterogen antara fluida dan partikel-partikel padat.
Hal yang paling utama dalam filtrasi adalah mengalirkan fluida melalui media berpori. Filtrasi dapat terjadi karena adanya gaya dorong, misalnya : gravitasi, tekanan, dan gaya santrifugal. Pada beberapa proses media filter membantu balok berpori (cake) untuk menahan parikel-partikel padatan didalam filtrate sehingga terbentuk lapisan berturut-turut pada balok sebagai filtrate yang melewati balok dan media tersebut.

1


3.3         PERUMUSAN MASALAH
Pemisahan campuran secara filtrasi adalah salah satu cara yang banyak yang digunakan dalam melakukan pemisahan campuran.
Namun bagaimanakah sebenarnya filtrasi itu?
Seberapa manfaatnya filtrasi itu?
Serta benarkah cara pemisahan ini banyak digunakan?
Untuk menjawabnya saya melakukan penelitian serta percobaan sederhana guna merumuskan masalah tersebut.

1.4         TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian yang saya lakukan sebagai berikut:
1.    Memahami lebih mendalam tentang cara pemisahan campuran.
2.    Mengaplikasikan metode filtrasi dengan baik.
3.    Memahami dengan benar praktek filtrasi sesuai dengan teorinya.
4.    Meningkatkan motivasi belajar dalam bidang ilmiah.
5.    Memahami cara memisahkan zat dari campuran secara filtrasi.

1.5         MANFAAT PENELITIAN
1.    Mengetahui antara teori dan praktek.
2.    Mengetahui karya ilmiah.
3.    Belajar menganalisa.
4.    Mengetahui kegiatan ilmiah.

2


BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1       KERANGKA TEORITIK
            Materi adalah segala sesuatu yang mempunyai masa atau berat dan dapat menempati ruang.Materi dapat digolongkan menjadi beberapa bagian, salah satunya adalah campuran.Campuran terbentuk secara fisika.Oleh karena itu, pemisahan dari suatu campuran itu sendiri. Dalam melakukan pemisahan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan salah satunya adalah filtrasi. Pada filtrasi, pemisahan campuran didasarkan pada perbedaan ukuran partikel komponen, artinya zat yang tercampur dalam campuran tersebut memiliki ukuran yang berbeda.Ukuran itu jelas bahwa metode ini hanya dapat digunakan pada campuran yang memiliki perbedaan ukuran partikel komponen.
2.2       KERANGKA PEMIKIRAN
            Untuk mendapatkan suatu zat tertentu yang murni dari suatu campuran kita perlu melakukan pemisahan, salah satu cara pemisahan adalah filtrasi. Metode ini digunakan pada campuran yang memiliki perbedaan ukuran partikel komponen, dengan demikian tidak semua campuran dapat dipisahkan dengan cara filtrasi. Namun, atas dasar campuran dipisahkan dengan penyaringan..Pada kenyataan banyak sekali campuran yang kita temui, Walaupun metode ini dapat digunakan dalam metode ilmiah.
            Telah banyak metode ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat,jelas karena banyak bermanfaat dan berguna. Metode ini banyak membantu kita dalam melakukan pemisahan campuran, walaupun tidak semua dapat dipisahkan dengan metode ini.
2.3       HIPOTESIS
Setelah kita pahami pemisahan campuran secara filtrasi, kegunaan, serta manfaatnya dan taukah kita hasil filtrasi itu sendiri.
Setelah penyaringan dilakukan untuk memisahkan zat-zat yang memiliki perbedaan bentuk, jenis, dan ukuran. Dari proses tersebut akan ditemukan hasil dari pemisahan campuran yang dilakukan, setelah campuran dipisahkan maka diperolrhlah filtrate yang bergantung dari campuran yang dipisahkan dan zat yang memiliki partikel komponen yang lebih kecil pada campuran tersebut akan menjadi filtrate.

3


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1     POPULASI DAN SAMPLE
Dalam penelitian ini akan dilakukan pemisahan campuran secara filtrasi, campuran yang akan dipisahkan berupa pasir yang telah larut didalam air. Pemisahan yang dilakukan dengan menggunakan sebuah corong yang dilengkapi dengan kertas dan kertas tersebut berfungsi untuk filter yang disebut kertas saring, setelah campuran dipisahkan akan menghasilkan filtrate. Sedangkan pasir sebelumnya terlarut didalam pasir akan tertinggal di kertas saring tersebut.
3.2     METODE PENELITIAN
Pemisahan dilakukan melalui percobaan sederhana. Untuk memperoleh campuran larutan pasir kedalam air jernih dalam sebuah wadah gelas, larutan tersebut lalu dituang kedalam corong yang sebelumnya dilengkapi dengan sebuah kertas saring, inilah yang nantinya menyaring pasir dari campuran tersebut. Pasir akan tertinggal di kertas saring, sedangkan air akan turun menembus kertas saring dan akan tertampung ke dalam wadah yang telah disediakan, hasil yang di dalam wadah berbentuk cairan jernih yang disebut filtrate.
3.3     INSTRUMEN PENELITIAN
Alat-alat yang akan digunakan adalah :
Ø  Gelas sebagai wadah.
Ø  Kertas saring sebagai penyaring.
Ø  Sebuah corong.
Bahan-bahan yang akan digunakan :
Ø  Campuran air jernih dengan pasir.

4


BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, saya mendapatkan hasil dari pemisahan campuran secara filtrasi yakni berupa filtrate berbentuk cairan jernih. Filtrate didapatkan melalui filtrasi yang tersaring oleh kertas, sehingga cairan yang sebelumnya keruh menjadi jernih. Dalam prakteknya metode ini tidak hanya dapat digunakan untuk pemisahan pasir dari krikil-krikil, untuk pemisahan campuran heterogen, pemisahan garam dari air laut dan lain-lain.
4.2 PEMBAHASAN
Mengapa cairan yang sebelumnya keruh menjadi jernih?
Mengapa hasil yang didapati berupa air jernih?Apa sebabnya?
Jawabannya sederhana yaitu hal ini terjadi karena kertas saring yang digunakan dalam percobaan berfungsi sebagai filter dan pasir yang terlarut dalam air secara otomatis akan tersaring oleh kertas saring, sedangkan air akan menembus kertas saring. Karena kita ketahui bahwa pasir adalah sebuah partikel yang berbentuk zat padat dan lebih besar ukurannya dari pada air, sehingga pasir tidak dapat melewati/menembus kertas saring, maka air akan menjadi jernih. Ini terjadi karena di dalam air sudah tidak terdapat lagi partikel-partikel pasir, karena sebenarnya yang menyebabkan air mnejadi keruh adalah pasir yang terlarut dalam air tersebut.

5


BAB 5
PENUTUP

5.1   KESIMPULAN
        Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa pemisahan campuran air dan pasir secara filtrasi akan membentuk cairan jernih. Hal itu didapatkan melalui proses filtrasi yang tersaring oleh kertas, sehingga cairan yang sebelumnya keruh menjadi jernih, karena kertas saring yang di gunakan dalam percobaan berfungsi sebagai penyaring (filter) dan pasir yang terlarut dalam air secara otomatis akan tersaring oleh kertas saring. Karena pasir adalah partikel yang berbentuk zat padat dan lebih besar ukurannya tidak dapat melewati kertas saring, maka air akan menjadi jernih. Yang menyebabkan air menjadi keruh adalah pasir yang terlarut dala air tersebut.

5.2   SARAN
        Untuk mendapatkan suatu zat tertentu yang murni dari suatu campuran kita perlu melakukan pemisahan. Salah satu cara pemisahan adalah filtrasi. Metode ini di gunakan pada campuran yang memiliki perbedaan ukuran partikel komponen. Telah banyak metode ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat, jelas karena metode ini banyak membantu kita dalam melakukan pemisahan campuran. Walaupun tidak semua dapat dipisahkan dengan metode ini.


6

LAMPIRAN-LAMPIRAN





  
Gambar; Filtrasi air dan tanah.

                                                                                7